Jumat, 18 Juli 2014

Manajemen Kinerja Dalam Mempertahankan Sumber Daya Manusia

BAB I
PENDAHULUAN
Hampir seluruh perusahaan melakukan tindakan informal ataupun formal dalam menilai kinerja karyawan mereka. Penilaian kinerja berarti mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan/atau di masa lalu relatif terhadap standar kinerjanya. Saat “penilaian kinerja” biasanya terlintas alat penilaian khusus seperti formulir penilaian. Formulir sesungguhnya hanyalah bagian dari proses penilaian. Penilaian kinerja juga selalu mengasumsikan bahwa karyawan memahami apa standar kinerja mereka dan penyelia juga memberikan karyawan umpan balik, pengembangan dan insentif yang diperlukan untuk membantu orang yang bersangkutan yang menghilangkan kinerja yang kurang baik atau melanjutkan kinerja yang baik.
Meskipun ide bahwa penilaian harus meningkatkan kinerja karyawan bukan hal baru, banyak manajer melakukan sifat terintegrasi dari proses tersebut-penetapan tujuan, pelatihan karyawan, kemudian penilaian, dan pemberian penghargaan-dengan lebih serius saat ini dibandingkan di masa lalu. Mereka menamakannya proses manajemen kinerja yang menyeluruh terintegrasi. Kita dapat mendefinisikan manajemen kinerja sebagai proses mengonsolidasikan penetapan tujuan, penilaian dan pengembangan kinerja ke dalam sistem tunggal bersama, yang bertujuan memastikan bahwa kinerja karyawan mendukung tujuan strategis perusahaan. Manajemen kinerja termasuk praktik manajer mendefinisikan tujuan dan pekerjaan karyawan, mengembangkan kemampuan karyawan, serta mengevaluasi dan memberikan penghargaan pada usaha seseorang yang keseluruhannya ada dalam kerangka bagaimana seharusnya kinerja karyawan berkontribusi untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan.
Ketika telah direncanakan dengan benar, manajemen kinerja tidak hanya melibatkan kepastian rapat dengan bawahan satu atau dua tahun sekali untuk “meninjau kinerja”. Manajemen kinerja berarti penetapan tujuan yang masuk akal mengenai kebutuhan strategis perusahaan. Yang berarti interaksi harian atau mingguan untuk memastikan perbaikan kinerja dan kapasitas karyawan yang terus-menerus. Juga melibatkan kepastian secara terus-menerus bahwa karyawan memiliki pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaannya.
Perusahaan dapat berkembang merupakan keinginan setiap individu yang berada di dalam perusahaan tersebut, sehingga diharapkan dengan perkembangan tersebut perusahaan mampu bersaing dan mengikuti kemajuan zaman. Karena itu, tujuan yang diharapkan oleh perusahaan dapat tercapai dengan baik.kemajuan perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang bersifat internal dan eksternal. Sejauhmana tujuan perusahaan telah tercapai dapat dilihat dari seberapa besar perusahaan memenuhi tuntutan lingkungannya. Memenuhi tuntutan lingkungan berarti dapat memanfaatkan kesempatan dan atau mengatasi tantangan atau ancaman dari lingkungan perusahaan tersebut. Perusahaan harus mampu melakukan berbagai kegiatan dalam rangka menghadapi atau memenuhi tuntutan dan perubahan di lingkungan perusahaan.
Pembinaan dan pengembangan karyawan baru ataupun lama dalam perusahaan adalah salah satu kegiatan dalam rangka menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan karyawan. Karena itu perlu dilakukan penilaian atas pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh karyawan atau disebut dengan penilaian kinerja atau penilaian prestasi kerja.










BAB II
PEMBAHASAN
1.      PENGERTIAN KINERJA, PENILAIN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA

Ø  Pengertian Kinerja
Pengertian kinerja ialah suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang karyawan di artikan untukmencapai tujuan yang diharapkan.  Kinerja juga dapat diartikan sebagai jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan rganisasi yang telah di tetapkan.
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000: 67) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang di berikan kepadanya.
Jadi pemakalah menyimpulkan Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan di konfirmasi kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil di suatu instansi yang dihubungkan dengan visi yang diemban oleh suatu oraganisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negative dari suatu kebijakan operasional.
Ø  Pengertian Penilain Kinerja
Penilaian pada dasarnya merupakan factor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.  Penilaian kinerja sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut, maka dapat diketahui bagaimana kondisi sebenarnya dari kinerja karyawan tersebut.
Menurut Henry Simamora (338: 2004) adalah proses yang dipakai oleh oraganisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan.
Yang mana pemakalah menyimpulkan bahwa penilaian kinerja adalah sebuah gambaran yang sistematis tentang posisi kerja atau jabatan seorang tenaga kerja yang bertujuan sebagai evaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan. [1]
Ø  Pengertian Pengukuran Kinerja
Untuk memastikan bahwa sumber (input) sudah digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan perusahaan, maka diperlukan pengukuran kinerja manajemen.
Menurut Stout (1993: 33) yang dikutip dari LAN dan BPKP (2000) mengatakan bahwa pengukuran kinerja merupakan suatu proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi melalui hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun suatu proses. Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui pencapaian target yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja merefleksikan filosofi dan kultur dari suatu organisasi serta menggambarkan seberapa baik suatu kinerja telah diselesaikan dengan biaya, waktu, dan kualitas yang optimal (Tatikonda dan Tatikonda, 1998: 67).
Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan penilaian kinerja. Ada berbagai metode penilaian kinerja yang digunakan selama ini,sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu mencari laba, maka hampir semua12perusahaan mengukur kinerjanya dengan ukuran keuangan. Disini, pihakmanajemen perusahaan cenderung hanya ingin memuaskan shareholders, dan kurang memperhatikan ukuran kinerja yang lebih luas yaitu kepentingan stakeholders.

2.      MANFAAT PENGUKURAN KINERJA
Ada beberapa hal yang membuat pengukuran kinerja itu penting. kinerja yang baik adalah sebagai berikut :
1)      Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat dengan pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.
2)      Memotivasi para pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal.
3)      Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upayaupaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut.
4)      Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur, menjadi lebih nyata sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.
5)      Membangun komitmen untuk melakukan suatu perubahan dengan melakukan evaluasi atas perilaku yang diharapkan tersebut.[2]

3.      METODE-METODE DALAM PENILAIAN KINERJA
Metode-metode penilaian kinerja adalah :
a)      Metode Penilaian Kategori
Metode yang paling sederhana dalam penilaian kinerja adalah metode penilaian kategori, yang meminta manajer memberi nilai untuk tingkat–tingkat kinerja karyawan dalam formulir khusus yang dibagi dalam kategori–kategori kinerja. Skala penilaian grafik dan daftar periksa (checklist) merupakan cara umum dalam metode penilaian kategori.
b)      Metode Perbandingan
Metode ini menuntut para manajer untuk secara langsung membandingkan kinerja karyawan mereka satu sama lain. Teknik perbandingan ini mencakup antara lain pemberian peringkat, perbandingan berpasangan, atau distribusi yang normal.
c)      Metode Naratif
Para manajer dan spesialis Sumber Daya Manusia kadang diminta untuk memberikan informasi penilaian tertulis. Dokumentasi dan penilaian merupakan inti dari metode kejadian kritis, esai, dan metode tinjauan lapangan.


d)     Metode Tujuan atau Perilaku
Metode ini mengukur perilaku karyawan dan bukannya karakteristik lainnya. Pendekatan perilaku ini cukup menjanjikan untuk beberapa situasi dalam usaha mengatasi beberapa persoalan dengan metode lainnya.
e)      Kombinasi dari Metode–metode
Sistem pengukuran kinerja yang menggunakan kombinasi dari metode–metode yang sedang berjalan adalah memungkinkan dan bisa cukup beralasan untuk kondisi–kondisi tertentu. Contoh suatu kombinasi untuk mengimbangi keuntungan dan kerugian adalah sebagai berikut: Metode penilaian kategori mudah untuk dikembangkan, tetapi biasanya tidak berperan banyak dalam mengukur pencapaian kinerja yang penting. Lebih jauh lagi mereka mungkin membuat persoalan reabilitas antar penilai menjadi lebih buruk lagi. Pendekatan perbandingan membantu mengurangi “tingkat toleransi”, kecenderungan yang terpusat, dan kesalahan dari kekakuan, yang membuat metode ini bermanfaat untuk keputusan administratif seperti kenaikan gaji. Akan tetapi, pendekatan perbandingan ini tidak baik dalam menghubungkan kinerja karyawan dengan tujuan organisasi, dan tidak memberikan umpan balik bagi peningkatan karyawan seperti pada metode lainnya.[3]

4.      ALASAN KENAPA MANAJER MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA
ü  Manajer memerlukan evaluasi yang objektif terhadap kinerja karyawan pada masa lalu yang digunakan untuk membuat keputusan di bidang SDM di masa yang akan datang.
ü  Manajer memerlukan alat yang memungkinkan untuk membantu karyawannya memperbaiki kinerja, merencanakan pekerjaan, mengembangkan kemampuan dan keterampilan untuk perkembangan karier dan mempertahankan kualitas hubungan antar manajer yang bersangkutan dengan karyawannya.

ü  Mengetahui pengembangan, yang meliputi :
a.       identifikasi kebutuhan pelatihan,
b.      umpan balik kinerja,
c.       menetukkan transfer dan penguasa dan
d.      identifikasi kekuatan dan kelemahan karyaawan.
ü  Pengambilan keputusan administrative, yang meliputi :
a.       keputusan untuk menentukkan gaji, promosi, mempertahankan atau memberhentikan karyawan,
b.      pengakuan kinerja karyawan,
c.       pemutusan hubungan kerja dan
d.      mengidentifikasi yang buruk.
ü  Keperluan perusahaan, yang meliputi :
a.       perencanaan SDM,
b.      menentukkan kebutuhan pelatihan,
c.       evaluasi pencapaian tujuan perusahaan,
d.      informasi untuk identifikasi tujuan,
e.       evaluasi terhadap sistem SDM dan
f.       penguatan terhadap kebutuhan pengembangan perusahaan.
ü  Dokumentasi, yang meliputi :
a.       criteria untuk validasi penelitian,
b.      dokumentasi keputusan-keputusan tentang SDM dan
c.       membantu memenuhi persyaratan hukum.

5.      KRITERIA PENILAIAN
Yang dapat berfungsi sebagai penilai dalam penilaian kinerja, adalah
        i.            Atasan (atasan langsung, atasan tidak langsung).
      ii.            Bawahan langsung (jika karyawan yang dinilai mempunyai bawahan langsung).
    iii.            Pada umumnya karyawah hanya dinilai oleh atasannya (baik oleh atasan langsung maupun tidak langsung). Penilaian oleh rekan dan oleh bawahan hampir tidak pernah dilaksanakan kecuali untuk keperluan riset.
    iv.            Karyawan berada dalam keadaan yang sangat tergantung kepada atasannya, jika penilaian kinerja hanya dilakukan oleh atasan langsungnya. Atasannya dapt berlaku seolah-olah sebagai dewa yang menentukan nasib karyawannya.
      v.            Untuk menghindari atau meringankan keadaan ketergantungan tersebut dilakukan beberapa usaha lain dengan mengadakan penilaian kinerja yang terbuka (penilaian atasan dibicarakan dengan karyawan yang dinilai) atau dengan menambah jumlah atasan yang menilai kineja karyawan (biasanya atasan dari atasan langsung berfungsi sebagai penilai kedua).

Pernyataan di atas mengandung makna bahwa penilaian kinerja sangat penting, kemungkinan memiliki salah pengertian, dan merupakan tugas yang paling sulit dalam akuntansi manajemen. Sistem penilaian kinerja yang efektif sebaiknya mengandung beberapa indikator kinerja, di antaranya yaitu:
§  memperhatikan setiap aktivitas organisasi dan menekankan pada perspektif pelanggan
§  menilai setiap aktivitas dengan menggunakan alat ukur kinerja yang mengesahkan pelanggan,
§  memperhatikan semua aspek aktivitas kinerja secara komprehensif yang mempengaruhi pelanggan, dan
§  menyediakan informasi berupa umpan balik untuk membantu anggota organisasi mengenali permasalahan dan peluang untuk melakukan perbaikan.

6.      ASPEK-ASPEK YANG DINILAI
Dari hasil studi Lazer dan Wikstrom (1977) terhadap formulir penilaian kinerja 125 perusahaan yang ada di USA. Faktor yang paling umum muncul di 61 perusahaan adalah pengetahuan tentang pekerjaannya, kepemimpinan, inisiatif, kualitas pekerjaan, kerja sama, pengambilan keputusan, kreativitas, dapat diandalkan, perencanaan, komunikasi, inteligensi (kecerdasan), tindakan pemecahan masalah, pendelegasian, sikap, usaha, motivasi, dan organisasi.
Dari aspek – aspek yang dinilai tersebut dapat dikelompokkan menjadi.
v  Kemampuan teknis, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan metode, teknik dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan pelatihan yang diperolehnya
v  Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami komplektisitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit masing – masing kedalam bidang operasional perusahaan secara menyeluruh yang pada intinya individual tersebut memahami tugas, fungsi serta tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan
v  Kemampuan hubungan interpersonal, yaitu antara lain kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, memotivasi karyawan, melakuakan negosiasi, dan lain – lain.[4]
Manajemen penilaian kinerja sangat bermanfaat dilakukan oleh perusahaan dimana perusahaan dapat mengetahui kondisi karyawan yang dinilai dengan mengetahui apa yang akan dilakukan karyawan dan manajer apa yang harus mereka lakukan untuk meningkatkan kinerja mereka. Selain itu memberikan informasi dan data mengenai siapa yang berhak menerima gaji atau sebaliknya. Selain itu juga menentukan promosi, transfer dan atau pemecatan. Dalam sisi internal karyawan, penilaian kinerja juga bermanfaat apakah karyawan perlu diberikan training yang bisa meningkatkan kemampuannya atau tidak. Ringkasnya penilaian kinerja diperlukan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan dari karyawan dalam menyelesaikan tugasnya.

7.      MEMPERTAHANKAN SUMBER DAYA MANUSIA
Cara untuk mempertahankan Sumber Daya Manusia adalah dengan cara:
A.    Menentukan Kompensasi
Kompensasi adalah remunerasi financial yang diberikan oleh organisasi kepada karyawannya sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah mereka lakukan.


Terdapat 3 bentuk dasar kompensasi
*      Upah ( wages ) adalah kompensasi per jam yang dibayarkan kepada karyawan operasional.
*      Gaji ( salary ) adalah kompensasi yang dibayarkan untuk kontribusi total sebagai pengganti dari pekerjaan yang dilakukan berjam-jam dan biasanya dibayarkan setiap bulan. Sekarang ini perusahaan lebih banyak yang menerapkan system gaji dibandingkan dengan system upah sehingga perusahaan memberikan gaji tanpa memandang berapa jam para pekerjanya bekerja setiap hari.
*      Intensif ( incentives ) adalah kompensasi yang mencerminkan kesempatan khusus yang terkait dengan kinerja dan berupa komisi penjualan dan bonus.
Kompensasi sangat penting dan juga kompleks dalam hubungan karyawan dengan organisasi karena untuk menyediakan karyawan dengan alat untuk mempertahankan suatu standar hidup yang layak. Jika karyawan tidak mendapatkan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka dan jika mereka percaya bahwa kontribusi mereka dinilai rendah oleh organisasi, maka mereka akan mencari pekerjaan ditempat lain
Merancang suatu system kompensasi yang baik dapat membantu menarik pelamar, mempertahankan karyawan yang telah ada sebelumnya dan menstimulasi kinerja yang tinggi dengan biaya yang wajar demi kepentingan terbaik organisasi atau perusahaan.
B.     Menentukan Tunjangan ( benefit )
Tunjangan ( benefit ) adalah nilai hal-hal lain diluar kompensasi yang disediakan organisasi untuk para pekerjanya.
Berbagai bentuk tunjangan adalah sebagai berikut
*      Tunjangan pembayaran untuk waktu tidak bekerja, seperti cuti sakit, liburan, dan kompensasi penggangguran.
*      Tunjangan asuransi, seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan kompensasi pekerjaan yang meliputi apabila ada kecelakaan dalam kerja.
*      Tunjangan pelayanan karyawan, seperti pembayaran pendidikan dan kesempatan rekreasi, tunjangan hari raya
*      Tunjangan keamanan social, seperti pensiun
*      Rencana tunjangan kafetaria, merupakan sebuah tunjangan yang mencakup untuk semua karyawan dan karyawan di izinkan untuk memilih tunjangan tambahan yang di inginkan hingga suatu batasan biaya tertentu tergantung gaji.
*      Tunjangan yang mengakomodasi berbagai kebutuhan yang berbeda dan untuk menangani pasar tenaga kerja yang ketat, seperti penitipan anak di lokasi, bantuan hipotek, dan kemudahan cuti dengan pembayaran.
Suatu rencana tunjangan yang baik diharapkan mendorong orang untuk tetap tinggal di perusahaan dan mendorong karyawan baru untuk bergabung ke dalam perusahaan.
Dalam penerapannya program tunjangan harus dikelola secara efektif dan dijelaskan kepada karyawan dalam bahasa yang jelas dan langsung sehingga dapat menggunakan tunjangan tersebut secara sesuai dan menghargai apa yang disediakan oleh perusahaan.
C.     Perencanaan Karier
Dapat membantu memetakan bidang apa saja yang paling menjadi minat seorang individu dan membantu orang melihat kesempatan apa yang tersedia dalam organisasi tersebut.
Hal ini dimaksudkan karena hanya sedikit orang yang bekerja pada pekerjaan yang sama sepanjang karirnya. Terkadang ada yang berubah pekerjaan dalam perusahaan atau pindah ke perusahaan lain sehingga menghambat kemajuan karir dan membuat individu / organisasi tersebut akan menderita.[5]
8.      TIMBAL BALIK KINERJA
Penilaian kinerja yang baik harus bisa memberikan umpan balik kepada karyawan dan tidak hanya memberikan gambaran mengenai kinerja yang baik dan buruk tetapi lebih dari itu memberikan dorongan untuk bekerja lebih baik lagi. Berkaitan dengan hal ini, penilaian kinerja membutuhkan strandard pengukuran, cara penilaian dan analisa data yang dapat dipercaya serta tindak lanjut yang nyata dan positif.
Namun penilaian kinerja juga menyimpan efek atau masalah yang tidak kecil dan bisa berdampak negatif bagi karyawan atau bahkan perusahaan itu sendiri. Sebagai salah satu contoh adalah tidak adanya standard yang tidak jelas dalam skala penilaian dan adanya kecenderungan pengecualian dalam sisi ras, umur, agama dan lainnya. Bahkan dalam sisi lain penilaian akan bersifat subjektif disebabkan berbagai faktor like and dislike.[6]
Langkah terakhir dalam hal sistem penilaian kinerja ini adalah memberikan timbal balik kepada bawahan mengenai kinerja mereka. Langkah ini biasanya dilakukan dalam suatu pertemuan pribadi antara orang yang dievaluasi dengan atasannya. Suatu inovasi terkini dalam penilaian kinerja kerja yang digunakan dalam banyak organisasi saat ini disebut timbal balik “360 derajat”, yaitu manajer dievaluasi oleh setiap orang disekitar mereka (atasan mereka,rekan kerja mereka,dan bawahan mereka).[7]
Dalam beberapa kasus umpan balik, penilaian diri dilakukan dari sumber eksternal seperti pelanggan dan pemasok atau pemangku kepentingan lainnya. Proses ini melibatkan pihak luar perusahaan seperti konsumen,pelanggan dan penjual. Proses ini pun memiliki keterlibatan dan kredibilitas tinggi dari karyawan yang paling mempengaruhi perilaku dan kinerja dan berbagi tujuan dan meningkatkan komunikasi. Selain itu bermanfaat dalam meyediakan perspektif yang bagus buat semua orang.
Yang mana Umpan balik 360 derajat adalah tipe penilaian paling komprehensif dan relative mahal. Pola ini memberi seseorang kesempatan untuk mengetahui bagaimana mereka dinilai orang lain; termasuk untuk melihat ketrampilan dan perilakunya. Manfaatnya antara lain untuk meningkatkan kinerja dan dapat juga untuk memperbaiki komunikasi dengan orang lain. Dari studi yg dilakukan Walker and Smither (1999 selama lima tahun,memang antara satu-dua tahun pertama tak ada perbaikan signifikan. Namun setelah itu tampak ada peningkatan kinerja. Selain itu studi yang dilakukan Reilly et al. (1996) menunjukkan adanya peningkatn kinerja di bidang administrasi pada tahun-tahun pertama dan berlangsung terus setelah dua tahun. Menurut (Maylett & Riboldi, 2007) model 360 derajad ini dapat digunakan untuk memprediksi kinerja di masa datang.
Contoh penerapan umpan balik misalnya pada penerapan secara sukses
penilaian 360 derajad di British Aerospace’s Military Aircraft Division di mana hal itu adalah pelengkap logis dari pelatihan dan pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan. Fokusnya berupa perbaikan tim kerja, mempertinggi keahlian manajemen dan orientasi tugas dalam Dwi Suryanto (
www.pemimpin-unggul.com ). Contoh lainnya adalah yang diterapkan oleh BNI. Sejak tahun 2003 sistem penilaian kinerja karyawan diubah dan disempurnakan dengan menggunakan dan melibatkan banyak sumber penilai (multisource appraisals) atau lebih dikenal dengan sistem penilaian 360 derajat. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui sikap karyawan yang dinilai kinerjanya terhadap proses penilaian kinerja pada BNI dan mengetahui apakah sistem penilaian kinerja pada BNI telah memiliki karakteristik yang baik dan efektif.[8]




BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Pengertian kinerja ialah suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang karyawan di artikan untukmencapai tujuan yang diharapkan.  Kinerja juga dapat diartikan sebagai jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan rganisasi yang telah di tetapkan.
Penilaian pada dasarnya merupakan factor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.  Penilaian kinerja sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut, maka dapat diketahui bagaimana kondisi sebenarnya dari kinerja karyawan tersebut.
Menurut Stout (1993: 33) yang dikutip dari LAN dan BPKP (2000) mengatakan bahwa pengukuran kinerja merupakan suatu proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi melalui hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun suatu proses. Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui pencapaian target yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja merefleksikan filosofi dan kultur dari suatu organisasi serta menggambarkan seberapa baik suatu kinerja telah diselesaikan dengan biaya, waktu, dan kualitas yang optimal.
Cara untuk mempertahankan Sumber Daya Manusia adalah dengan cara:
A.    Menentukan Kompensasi
B.     Menentukan Tunjangan ( benefit )
C.     Perencanaan Karier
Langkah terakhir dalam hal sistem penilaian kinerja ini adalah memberikan timbal balik kepada bawahan mengenai kinerja mereka. Langkah ini biasanya dilakukan dalam suatu pertemuan pribadi antara orang yang dievaluasi dengan atasannya. Suatu inovasi terkini dalam penilaian kinerja kerja yang digunakan dalam banyak organisasi saat ini disebut timbal balik “360 derajat”, yaitu manajer dievaluasi oleh setiap orang disekitar mereka (atasan mereka,rekan kerja mereka,dan bawahan mereka).

B.     SARAN
Dengan penyampian makalah yang kami susun ini diharapkan kepada semua teman-teman untuk lebih melihat dunia SDM yang ada di setiap perusahaan, sehingga tidak ada kekerasan atau hal sebaliknya didalam dunia bisnis sehingga menjadikan dunia ini penuh dengan kesyariahan.
Demikianlah makalah yang kami susun ini masih banyak sekali kekurangan di dalamnya  oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna pengembangan proses pembelajaran kita di masa yag akan datang. Sekian dan terima kasih.













DAFTAR PUSTAKA
v  Hasibuan, H. Malayu S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara
v  Rival, Veithzal. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia dari Teori ke Praktik. Jakarta,Rajawali Pers
v  Sondang P. Siagian, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan keenam, Jakarta: Bumi Aksara








[1] Rival, Veithzal. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia dari Teori ke Praktik. Jakarta,Rajawali Pers, hal 73-77
[2]https://attachment.fbsbx.com/file_download.php?id=1446259795613096&eid=ASth6A54Ok8iv2xtC57Qi_9DVlyLyAX3lWzyH2r1w3ESpok14hBzJhFSZJ66Z9p9FuE&ext=1400297775&hash=ASvoRvKP82QPkZ2h
[3] Hasibuan, H. Malayu S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.hal 211-223
[4]file:///C:/Users/Public/Documents/SDM/Curiosita%27s%20Blog%20%20Penilaian%20Kinerja.htm
[5] Sondang P. Siagian, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan keenam, Jakarta: Bumi Aksara.hal 84-89
[6]file:///C:/Users/Public/Documents/SDM/Penilaian%20Kinerja%20Dalam%20Manajemen%20Sdm,%20Manajemen%20Kinerja%20Sdm,%20Konsultan%20Manajemen%20Kinerja%20Perusahaan%20_%20PRLog.htm
[7] Sondang P. Siagian, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan keenam, Jakarta: Bumi Aksara.hal 98
[8]file:///C:/Users/Public/Documents/SDM/PENILAIAN%20KINERJA%20KARYAWAN%20UMPAN%20BALIK%20360%20DERAJAT%20_%20Rona%20Wajah.htm