BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perdagangan
antarnegara atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional, sebenarnya
sudah ada sejak zaman dahulu, namun dalam ruang lingkup dan jumlah yang
terbatas, dimana merek melakukan transaksi dengan cara barter (pertukaran
barang dengan barang lainnya yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak, dimana
masing-masing negara tidak dapat memproduksi barang tersebut untuk kebutuhannya
sendiri). Hal ini terjadi karena setiap negara dengan mitra dagangnya mempunyai
beberapa perbedaan, diantaranya perbedaan kandungan sumber daya alam, iklim,
penduduk, sumber daya manusia, spesifikasi tenaga kerja, konfigurasi geografis,
teknologi, tingkat harga, struktur ekonomi, sosial dan politik, dan sebagainya.
Dari perbedaan tersebut di atas, maka atas dasar kebutuhan yang saling
menguntungkan, terjadilah proses pertukaran, yang dalam skala luas dikenal
sebagai perdagangan internasional.Perdagangan antarnegara akan membawa dunia
pada penggunaan sumber daya langka secara lebih efisien dan setiap Negara dapat
melakukan perdagangan bebas yang menguntungkan dengan melakukan spesialisasi
produksi sesuai dengan keunggulan kompratif yang dimilikinya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Bisnis Internasional?
2. Apa
manfaat Bisnis Internasional
3. Apa
saja sumber-sember Perdagangan Internasional?
4. Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi Bisnis Internasional?
5.
Faktor – faktor Yang Mendorong
Perdagangan Luar Negeri.
C.
Manfaat
Yang diperoleh
1. Mengetahui
dan memahami pengertian Bisnis Internasional.
2. Mengetahui
dan memahami manfaat bisnis Internasional.
3. Mengetahui
dan memahami sumber-sumber perdangangan internasional..
4. Mengetahui
dan memahami faktor-faktor yang terkait dengan bisnis internasional.
5.
Mengetahui dan memahami faktor-faktor
yang mendorong perdagangan luar negeri.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bisnis Internasional
Bisnis internasional atau yang disebut dengan
perdagangan internasional
merupakan perdagangan yang dilakukan
oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan
individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di
banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk
meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional
telah terjadi selama ribuan tahun, dampaknya terhadap kepentingan ekonomi,
sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan
internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan
multinasional.
Perdagangan antarnegara atau sering disebut perdagangan internasional
sebenarnya sudah berlangsung sejak zaman dahulu, namun dalam ruang lingkup dan
jumlah yang terbatas. Pada saat ini, perdagangan internasional sudah sangat
meluas, dimana Negara-negara sepakat mengurangi hambatan-hambatan perdagangan
internasional.[1]
|
C. Sumber-Sumber Perdagangan Internasional
-
Keberagaman sumber daya alam
Perdagangan biasa terjadi keberagaman
dalam kemungkinan-kemungkinan yang bersifat produktif di antara negara-negara.
Sebagian, perbedaan ini mencerminkan sumbangan dari sumber daya alam. Suatu
negara mungkin diberkati dengan adanya kandungan minyak, sementara yang lain memiliki
sejumlah besar tanah yang subur. Atau negara yang bepegunungan bias
menghasilkan sejumlah besar kekuatan hidroelektrik yang dijual kenegara
tetangga, sementara suatu pelabuhan-pelabuhan yang berarir dalam bias menjadi
pusat perkapalan.
-
Perbedaan citarasa
Terjadinya perdagangan terletak pada preferensi.
Bahkan jika kondisi produksi itu identik dalam semua wilayah, negara-negara
bisa terlibat dalam perdagangan jika citarasa mereka dalam barang-barang itu
berbeda. Contohnya: misalkan norwegia dan swedia keduanya menghasilkan ikan
dari laut dan daging, tetapi orang-orang swedia memiliki kesukaan lebih besar
pada daging sementara orang-oang norwegia lebih memilih ikan. Ekspor yang
saling menguntungkan atas daging dari Norwegia dan ikan dari swedia akan terjadi.
-
Perbedaan biaya
Perbedaan diantara negara-negara dalam hal biaya
produksi. Contohnya, proses manufacturing memiliki skala ekonomi, yakni mereka
cenderung memiliki rata-rata biaya produksi yang semakin menurun, seiring
dengan peningkatan volume output. Jadi, ketika suatu negara tertentu mampu
untuk memproduksi produk tertentu terlebih dahulu, negara itu bisa menjadi
produsen dengan volume tinggi, produsen dengan biaya rendah. Skala ekonomi
memberikan keuntungan biaya dan teknologi yang signifikan dari negara-negara
lain yang menganggapnya lebih murah untuk membeli dari produsen tersebut
daripada membuat sendiri produk tersebut. Skala yang besar sering kali
merupakan keuntungan yang penting dalam industri-industri dengan pengeluaran
yang besar untuk riset dan pengembangan. Sebagai pembuat pesawat yang terkemuka
didunia, Boeing dapat membagikan biaya yang besar dalam mendesain,
mengembangkan, dan menguji pesawat baru pada volume penjualan yang besar. Itu
berarti bahwa Boeing dapat menjual pesawat dengan harga yang lebih rendah
daripada para pesaingnya yang mempunyai volume penjualan yang lebih kecil.[3]
D. Karakterstik yang mempengaruhi
Bisnis Internasional
Ada 10 faktor yang mempengaruhi Bisnis Internasional yaitu :
1. Kompetitif : Jenis dan jumlah
pesaing, lokasi dan kegiatan mereka
2. Distributif : Agen nasional
dan internasional yang tersedia untuk mendistribusikan barang dan jasa.
3. Variabel Ekonomi : GNP, biaya buruh
perunit, dan pengeluaran konsumsi pribadi yang mempengaruhi kemampuan
perusahaan untuk melakukan bisnis.
4. Sosioekonomi : Karakteristik dan
distribusi populasi manusia.
5. Keuangan : Sukubunga, tingkat
inflasi, perpajakan,
6. Legal : Jenis hukum asing dan
domestik yang beragam dan harus dipatuhi oleh perusahaan internasional.
7. Fisik : Unsur alam seperti topografi,
Iklim dan sumber alam
8. Politik : Elemen politik bangsa
seperti nasionalisme,bentuk pemerintahan, dan organisasi
Internasional.
9. Sosiokultural : Sikap, kepercayaan,
pendidikan, dll
10. Buruh/Tenaga Kerja : Komposisi,
keahlian
11. Teknologi : keahlian dan peralatan
teknis yang mempengaruhi bagaimana sumber sumber diubah menjadi produk.[4]
Tiga
faktor lain, bersumber dari hubungan
ekonomi kedua negara:
1.
Hubungan
ekonomi bisa berupa pertukaran hasil atau output negara satu dengan negara
lain.
Sebagai contoh,
Indonesia mengekspor minyak, kayu, karet, hasil kerajinan, menjual jasa
angkutan penerbangan Garuda dan jasa turisme kepada orang asing, dan mengimpor
beras, gandum, bijih besi, bahan plastik, benang tenun, jasa angkutan laut dan
angkutan udara dan jasa turisme (misalnya, package tour bagi orang Indonesia ke
Singapura, Hongkong dan sebagainya). Hubungan semacam dikenal sebagai hubungan
perdagangan. Perhatikan bahwa yang dimaksud dengan “output” termasuk di
dalamnya output “barang” dan output “jasa”.
2.
Hubungan
ekonomi bisa berbentuk pertukaran atau aliran sarana produksi (atau faktor
produksi).
Termasuk dalam kelompok sarana
produksi adalah tenaga kerja, modal, teknoogi dan kewiraswastaan. Sarana
produksi bisa “mengalir” dari satu negara ke negara lain karena berbagai sebab,
misalnya karena imbalan yang lebih tinggi, karena lewat program bantuan luar
negeri, dan karena adanya faktor “ketakutan” (misalnya* ancaman perang, takut
dinasionalisasi, takut adanya devaluasi atau karena menghindari inflasi yang terlalu
tinggi di suatu negara). Sarana produksi “tanah” merupakan satu-satunya sarana
produksi yang tidak bisa mengalir ke negara lain, karena sifatnya yang terikat
pada lokasinya. Tetapi bahkan” “tanah” pun tidak mutlak terikat pada lokasinya,
bila kita ingat bahwa definisi dari sarana produksi “tanah” mencakup kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya.
Kita mengekspor bijih nikel, bijih
tembaga dan barang-barang tambang lainnya. Di sini kita bisa mempertanyakan
apakah barang ekspor ini lebih bersifat “faktor produksi” ataukah “output”.
Tetapi ini memang sesuatu yang masih bisa diperdebatkan: dari satu segi bijih
nikel atau bijih tembaga bisa dipandang sebagai output, tetapi dari segi lain
bisa dianggap sebagai faktor produksi. Sebaliknya, tenaga kerja atau “manusia”
yang pada hakekatnya lebih bersifat mobil dan tak terikat lokasi, seringkali
justru menjadi suatu faktor produksi yang tidak bisa (atau tidak selalu bisa)
mengalir dari satu negara ke negara lain.
Peraturan-peraturan pembatasan
imigrasi antar negara seringkali begitu ketatnya sehingga tidak memungkinkan
bagi manusia untuk secara bebas pindah ke negara lain. Namun masih ada
contoh-contoh yang menggambarkan aliran faktor produksi ini, misalnya
pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Saudi Arabia, Malaysia untuk bekerja di
proyek-proyek pembangunan atau di tempat-tempat lain di sana.
Saat ini, yang paling mobil atau
mudah berpindah melampaui perbatasan negara adalah faktor produksi modal
(beserta teknologi dan kewiraswastaan yang mengikutinya). Modal, berupa
penanaman modal asing atau bantuan/pinjaman luar negeri, mengalir dalam jumlah
yang besar dari satu negara ke negara lain, baik antara negara maju sendiri
atau antara negara maju dengan negara sedang berkembang.
Yang tidak kalah pentingnya adalah
aliran dana antar negara yang tidak bermotif atau bertujuan untuk investasi
dalam bentuk pendirian pabrik-pabrik, tetapi yang bertujuan spekulatif dan
bersifat jangka pendek. Jadi, misalnya pada awal tahun 1970-an dana dalam
jumlah yang cukup besar telah mengalir dari Singapura dan tempat-tempat lain di
luar negeri ke Indonesia untuk kemudian disimpan pada bank-bank dalam ben tuk
deposito berjangka yang pada waktu itu memberikan bunga yang sangat tinggi.
Karena sifatnya yang spekulatif dan jangka pendek, kita bisa memperdebatkan
apakah aliran dana semacam ini adalah aliran faktor produksi atau bukan.
Tetapi meskipun kasus-kasus yang
kabur seperti ini memang ada, secara garis besar masih penting dan berguna bags
kita untuk membedakan antara aliran faktor produksi dan aliran-aliran lain,
misalnya aliran output, karena masing-masing aliran mempunyai konsekuensi yang
berbeda bagi suatu negara.
3.
Hubungan ekonomi dari segi hutang-piutang
seperti halnya
dengan hubungan ekonomi antara perorangan, hubungan ekonomi antara negara bisa
dilihat dari segi konsekuensinya terhadap posisi hutang-piutangnya, atau
singkat-nya dari segi hubungan kreditnya. Seperti halnya dengan hubungan antar
perorangan, suatu negara bisa mempunyai hutang atau piutang dengan negara lain.
Biasanya hubungan hutang-piutang ini timbul sebagai konsekuensi dari adanya dua
bentuk hubungan ekonomi yang lain, yaitu “hubungan perdagangan” dan “hubungan
faktor produksi” yang diuraikan di atas. Sebagai misal, Indonesia mengimpor
kapal dari Jepang dengan kredit dari penjualnya. Di sini hubungan perdagangan
(impor kapal) adalah penyebab timbulnya hutang Indonesia kepada pengusaha kapal
di Jepang. Contoh lain adalah pembelian gandum dari Amerika Serikat atas dasar
penjan-jian bantuan pangan (sering disebut dengan nama bantuan PL-480). Juga di
sini, hubungan perdagangan (impor gandum) menimbulkan hutang Indonesia kepada
pemerintah Amerika Serikat.[5]
E.
Faktor
– Faktor Yang Mendorong Perdagangan Luar Negeri
Faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional,
di antaranya sebagai berikut :
-
Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam
negeri.
-
Keinginan
memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
-
Adanya
perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah
sumber daya ekonomi.
-
Adanya
kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk
tersebut.
-
Adanya
perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan
jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya
keterbatasan produksi.
-
Adanya
kesamaan selera terhadap suatu barang.
-
Keinginan
membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
-
Terjadinya
era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.[6]
Apabila diperhatikan fakta empiris mengenai hal-hal
yang mendorong perdagangan luar negeri dan pandangan ahli-ahli ekonomi mengenai
hal yang sama, secara garis besarnya faktor yang mendorongnya dapat dibedakan
kepada dua golongan :
a.
Beberapa
Faktor Bersifat Umum
Secara
umum, melalui pengamatan terhadap kegiatan perdagangan yang dilakukan
sehari-hari, ita dapat melihat tiga peranan utama pedangan luar negeri :
1. Memperoleh
barang yang tidak dapat diproduksikan dalam negeri
2. Memperluas
pasar
3. Mengembangkan
teknologi dn meningkatkan produktifitas
1. Memperoleh Barang yang Tidak Dapat
Diproduksikan Sendiri
Ditoko-toko selalu dijumpai
barang-barang yang tidak dapat dproduksikan di Indonsia. Tetapi masyarakat
dapat membelinya. Hal itu disebabkan karena barang tersebut dapat diimpor dari
luar negeri. Buah-buahan seperti apel dan durian Bangkok dapat dinikmati di
Indonesia karena barang tersebut dapat diimpor darinegara yang memproduksinya.
Barang konsumsi mewah seperti jam Rolex dan sepatu Bally yang mahal dapat
dinikmati oleh golongan kaya sebagai akibat pengimporannya. Negara- Negara
berkembang banyak mengimpor barang modal dari Negara- Negara maju seprti
peralatan pabrik dan kapal terbang. Kegiatan perdagangan dinegara maju juga
menunjukkan mereka banyak mengimpor barang yang tidak dapat mreka hasilkan
sendiri. Mereka mengimpor karet dari Malaysia, Thailand, atau Indonesia. Negara
maju sangat bergantung kepada minyak yan harus mereka impor dari Timur Tengah.
2. Memperluas Pasar Produksi dalam
Negeri
Dalam 10 tahun belakangan ini Negara Cina telh mampu
menaikkan pendapatan Perkapita penduduknya dari sekitar US$400 menjadiUS$1000.
Kenaikan yang besar ini terutama disebabkan kena ekspor Negara itu yang sangat
berkembang dan dapat menguasai pemasaran internasional. Sekarang kebanyakan
permainan anak-anak datang dari cina. Di pasar kita banyak melihat
barang-barang buatan cina, bukan saja berbagi jenis permainan anak-anak seperti
yang dinyatakan atas, tatapi juga pakaian, sepatu, dan berbagi jenis barang
lain. Perkembangan ekspor yang pesat tersebut merupakan sumber utama dari
kenaikan pesat dalam pendapatan per kapita di Negara tersebut.
3. Mengimpor Teknologi dan
Meningkatkan Poduktivitas
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu Negara untuk mempelajari
teknik roduksi yng lebih modern dan cara-cara memimpin perusahaan yang lebih
efisien. Yang lebih penting lagi, perdagangan luar negeri memungkinkan Negara
tersebut mengimpor mesin-mesin atau alat-alat yang lebih modern untuk
mewujudkan teknik produksi dan cara memproduksi yang jauh lebih baik dari cara
tradisional yang selalu dijalankan. Keuntungan ini terutama akn dinikmati oleh Negara- Negara berkembang.
Di Negara- Negara ini kegiatan ekonomi masih banyak menggunakan teknik produksi
dan manajemen yang tradisional. Oleh karnanya produktivitasnya masih sangat
rendah dan produksinya sangat terbatas.
b.
Spesialisasi
sebagai Faktor Pendorong Perdagangan
Sokongan terhadap argumentasi yang
menekankan tentang pentingnya perdagangan bebas didasarkan kepada keuntungan
yang didapatkan dari melakukan spesialisasi dalam perdaganga. Melalui analisa
yang diperkenalkan oleh Adam Smith dan Ricardo, ahli- ahli eknomi menunjukkan
bahwa spesialisasi dan perdagangan akan meningkatkan efisiensi penggunaan
faktor-faktor produksi. Kenaikan efisiensi ini akan menaikkan produksi,
menurunkan harga barang yang diperjualbelikan dan meningkatkan kemakmuran masyarakat.
Keuntungan dari spesialisasi ini dibedakan kepada dua konsep :
1. Keunggulan
absolute
2. Keunggulan
komparatif
1.
Keunggulan
Absolute (Absolute Advantage )
Suatu Negara dinamakan memiliki
keuntungan atau keunggulan absolute dalam menghasilkan sesuatu barang apabila
ia apat memproduksikan barang itu lebih murah dari Negara lain atau lebih
tinggi produktivitasnya dari Negara lain. Seorag petani di Thailand dapat
memproduksikan beras sebanyak 10 ton diatas sehektar tanah yang dimilikinya.
Sedangkan diIndia, seorang petani mengerjakan tanah yang sama luasnya, hanya
mampu menghasilkan 5 ton beras. Berdasarkan contoh yang sederhana ini
dikatakanlah bahwa Thailand mempunyai keunggulan absolute dalam mempoduksikan
beras.
Analisis dalam teori ekonomi
menunjukkan bahwa apabila setiap Negara melakukan spesialisasi dalam
memproduksi barang dimana Negara bersangkutan memiliki keunggulan absolute,
maka rakyat setiap Negara akan lebih makmur ((memperoleh barang lebih banyak )
daripada apabila spesialisasi tidak dilakukan dengan perkataan lain,
spesialisasi dan perdagangan akan meningkatkan taraf kemakmuran setiap Negara
2.
Keuggulan
Komparatif ( comparative advantage)
Jepang adalah Negara yang sangat
maju dan modern. Negara yang sudah sangat maju perkembangan ekonominya menggunakan
teknologi yang update dan menyebabkan produktivitas buruhnya sangat tinggi.
Misalkan secara rata-rata seorang pekerja industry tekstil di Jepang akan
menghasilkan 2500 meter seminggu. Seterusnya, dalam industry pembuatan sepatu,
dalam seminggunya seorang pekerja dapat menghasilkan 500 pasang sepatu. Di
Indonesia pada waktu yang sama seorang pekerja hanya dapat menghasilkan 500
meter kain atau 250 pasang sepatu. Contoh ini jelas menunjukkan Jepang lebih
efisien daripada Indonesia dalam menghasilkan kedua-dua barang.
Mungkinkah perdagangan kain dan
sepatu dilakukan diantara kedua negara tersebut ? Ricardo telah menunjukkan
bahwa spesialisasi dan perdagangan masih dapat menguntungkan kedua-duanya
Negara, yaitu Indonesia dan Jepang. Indonesia dikatakan mempunyai keuntungan dibanding
atau keunggulan komparatif dalam menghasilkan sepatu, karena harga sepasang
sepatu samadengan 2 meter kain sedangkan di Jepang harganya adalah
sepasang sepatu samadengan 5 meter kain .
apabila Indonesia melakukan spesialisasi dalam menghasilkan sepatu, an Jepang
melakukan spesialisasi dalam menghasilkan kain, perdagangan sepatu dan kain
yang akan mereka lakukan akan menguntungkan kedua-duanya.[7]
BAB
III
PENUTUP
Ø KESIMPULAN
Tiap negara ingin agar penduduknya makmur dan sejahtera.
Untuk itu, segala sumber daya yang dimiliki dikerahkan untuk menghasilkan
berbagai macam barang dan jasa. Produksi untuk berbagai jenis komoditas
tertentu mungkin berlebih (surplus), tetapi untuk komoditas lainnya
mungkin kurang (minus), atau tidak ada sama. Kelebihan produksi atas kebutuhan
dalam negeri dijual atau diekspor ke luar negeri, sedang kekurangannya
didatangkan atau diimpor dari luar negeri. Adanya kelebihan dan kekurangan
produksi inilah yang mendorong timbulnya perdagangan internasional. Selain
untuk menjual kelebihan produksi, perdagangan internasional diperlukan untuk
mengimpor kekurangan produksi.
faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu :
- Perbedaan sumber daya alam yang dimiliki : Sumber daya alam yang dimiliki masing-masing negara berbeda. Jarang sekali suatu negara dapat memenuhi seluruh kebutuhannya dengan sumber daya alam yang dimilikinya. Oleh karena itu masing-masing negara harus melakukan pertukaran.
- Efisiensi (penghematan biaya produksi) : dengan adanya perdagangan internasional suatu negara dapat memasarkan hasil produksinya pada banyak negara. Negara tersebut berproduksi dalam jumlah besar sehingga dapat menurunkan biaya produksi. Barang yang diproduksi dalam jumlah besar akan lebih murah daripada barang yang diproduksi dalam jumlah kecil.
- Tingkat teknologi yang digunakan : Beberapa negara yang telah menggunakan teknologi lebih modern dapat memproduksi barang dengan harga lebih murah daripada yang menggunakan teknologi sederhana. Sebagai conto indonesia mengimpor mobil dari jepang karena jepang telah maju dalam teknologi pembuatan mobil
- Selera : Indonesia mengimpor buah apel dari Amerika Serikat padahalbuah apel dapat dihasilkan di dalam negeri. Buah apel dari Amerika Serikat menurut sebagian orang lebih mengundang selera dibandingkan buah apel lokal.
DAFTAR
PUSTAKA
Sukirno, Sadono. Pengantar
Bisnis. Jakarta : kencana. 2004
Samuelson dan
Nordhaus, Microeconomy, diterjemahkan
oleh Nur Rosyidah, dkk dengan judul Ilmu Mikroekonomi. Jakarta: PT. Media
Global Edukasi.2003
[3]
Samuelson dan Nordhaus, Microeconomy, diterjemahkan oleh
Nur Rosyidah, dkk dengan judul Ilmu Mikroekonomi
(Jakarta: PT. Media Global Edukasi, 2003), hlm. 351
[4]
http://novitawng.wordpress.com/2012/11/17/faktor-yang-mempengaruhi-bisnis-internasional/diakses pada 17 Oktober 2013
[7]
Sukirno Sadono,Pengantar Bisnis,2004,Jakarta,kencana,hlm:407-410
Tidak ada komentar:
Posting Komentar