Selasa, 22 Oktober 2013

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bisnis Internasional



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perdagangan antarnegara atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional, sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu, namun dalam ruang lingkup dan jumlah yang terbatas, dimana merek melakukan transaksi dengan cara barter (pertukaran barang dengan barang lainnya yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak, dimana masing-masing negara tidak dapat memproduksi barang tersebut untuk kebutuhannya sendiri). Hal ini terjadi karena setiap negara dengan mitra dagangnya mempunyai beberapa perbedaan, diantaranya perbedaan kandungan sumber daya alam, iklim, penduduk, sumber daya manusia, spesifikasi tenaga kerja, konfigurasi geografis, teknologi, tingkat harga, struktur ekonomi, sosial dan politik, dan sebagainya. Dari perbedaan tersebut di atas, maka atas dasar kebutuhan yang saling menguntungkan, terjadilah proses pertukaran, yang dalam skala luas dikenal sebagai perdagangan internasional.Perdagangan antarnegara akan membawa dunia pada penggunaan sumber daya langka secara lebih efisien dan setiap Negara dapat melakukan perdagangan bebas yang menguntungkan dengan melakukan spesialisasi produksi sesuai dengan keunggulan kompratif yang dimilikinya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Bisnis Internasional?
2.      Apa manfaat Bisnis Internasional
3.      Apa saja sumber-sember Perdagangan Internasional?
4.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Bisnis Internasional?
5.      Faktor – faktor Yang Mendorong Perdagangan Luar Negeri.

C.     Manfaat Yang diperoleh 
1.      Mengetahui dan memahami pengertian Bisnis Internasional.
2.      Mengetahui dan memahami manfaat bisnis Internasional.
3.      Mengetahui dan memahami sumber-sumber perdangangan internasional..
4.      Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang terkait dengan bisnis internasional.
5.      Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mendorong perdagangan luar negeri.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Bisnis Internasional
Bisnis internasional atau yang disebut dengan perdagangan internasional merupakan  perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun, dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional. Perdagangan antarnegara atau sering disebut perdagangan internasional sebenarnya sudah berlangsung sejak zaman dahulu, namun dalam ruang lingkup dan jumlah yang terbatas. Pada saat ini, perdagangan internasional sudah sangat meluas, dimana Negara-negara sepakat mengurangi hambatan-hambatan perdagangan internasional.[1]
B.     Manfaat Perdagangan Internasional

 
Manfaat Perdagangan Internasional pada dasarnya, bisa terjadi apabila kedua belah pihak memperoleh manfaat atau keuntungan dalam perdagangan tersebut (gains from trade). Tidak semua negara dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, dengan adanya perdagangan internasional maka suatu negara dapat memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negaranya sendiri.Hal itu disebabkan oleh banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Perdagangan internasional juga dapat membuat suatu negara memperoleh keuntungan dari spesialisasi, karena sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri. Terkadang,para pengusaha di suatu negara tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri sehingga suatu negara dapat memperluas pasar dan mendapatkan keuntungan. Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern. Dengan kata lain perdagangan internasional dapat melakukan transfer teknologi modern.[2]
C.    Sumber-Sumber Perdagangan Internasional

-          Keberagaman sumber daya alam
Perdagangan biasa terjadi keberagaman dalam kemungkinan-kemungkinan yang bersifat produktif di antara negara-negara. Sebagian, perbedaan ini mencerminkan sumbangan dari sumber daya alam. Suatu negara mungkin diberkati dengan adanya kandungan minyak, sementara yang lain memiliki sejumlah besar tanah yang subur. Atau negara yang bepegunungan bias menghasilkan sejumlah besar kekuatan hidroelektrik yang dijual kenegara tetangga, sementara suatu pelabuhan-pelabuhan yang berarir dalam bias menjadi pusat perkapalan.
-          Perbedaan citarasa
Terjadinya perdagangan terletak pada preferensi. Bahkan jika kondisi produksi itu identik dalam semua wilayah, negara-negara bisa terlibat dalam perdagangan jika citarasa mereka dalam barang-barang itu berbeda. Contohnya: misalkan norwegia dan swedia keduanya menghasilkan ikan dari laut dan daging, tetapi orang-orang swedia memiliki kesukaan lebih besar pada daging sementara orang-oang norwegia lebih memilih ikan. Ekspor yang saling menguntungkan atas daging dari Norwegia dan ikan dari swedia akan terjadi.

-          Perbedaan biaya
Perbedaan diantara negara-negara dalam hal biaya produksi. Contohnya, proses manufacturing memiliki skala ekonomi, yakni mereka cenderung memiliki rata-rata biaya produksi yang semakin menurun, seiring dengan peningkatan volume output. Jadi, ketika suatu negara tertentu mampu untuk memproduksi produk tertentu terlebih dahulu, negara itu bisa menjadi produsen dengan volume tinggi, produsen dengan biaya rendah. Skala ekonomi memberikan keuntungan biaya dan teknologi yang signifikan dari negara-negara lain yang menganggapnya lebih murah untuk membeli dari produsen tersebut daripada membuat sendiri produk tersebut. Skala yang besar sering kali merupakan keuntungan yang penting dalam industri-industri dengan pengeluaran yang besar untuk riset dan pengembangan. Sebagai pembuat pesawat yang terkemuka didunia, Boeing dapat membagikan biaya yang besar dalam mendesain, mengembangkan, dan menguji pesawat baru pada volume penjualan yang besar. Itu berarti bahwa Boeing dapat menjual pesawat dengan harga yang lebih rendah daripada para pesaingnya yang mempunyai volume penjualan yang lebih kecil.[3]

D.    Karakterstik yang mempengaruhi Bisnis Internasional
Ada 10 faktor yang mempengaruhi Bisnis Internasional yaitu :
1.      Kompetitif : Jenis dan jumlah pesaing, lokasi dan kegiatan mereka
2.      Distributif  : Agen nasional dan internasional yang tersedia untuk mendistribusikan barang dan jasa.
3.      Variabel Ekonomi : GNP, biaya buruh perunit, dan pengeluaran konsumsi pribadi  yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melakukan bisnis.
4.      Sosioekonomi : Karakteristik dan distribusi populasi manusia.
5.      Keuangan : Sukubunga, tingkat inflasi, perpajakan,
6.      Legal : Jenis hukum asing dan domestik yang beragam dan harus dipatuhi oleh perusahaan internasional.
7.      Fisik : Unsur alam seperti topografi, Iklim dan sumber alam
8.      Politik : Elemen politik bangsa seperti nasionalisme,bentuk  pemerintahan, dan organisasi Internasional.
9.      Sosiokultural : Sikap, kepercayaan, pendidikan, dll    
10.  Buruh/Tenaga Kerja : Komposisi, keahlian
11.  Teknologi : keahlian dan peralatan teknis yang mempengaruhi bagaimana sumber sumber diubah menjadi produk.[4]

Tiga faktor lain, bersumber dari hubungan ekonomi kedua negara:

1.      Hubungan ekonomi bisa berupa pertukaran hasil atau output negara satu dengan negara lain.
Sebagai contoh, Indonesia mengekspor minyak, kayu, karet, hasil kerajinan, menjual jasa angkutan penerbangan Garuda dan jasa turisme kepada orang asing, dan mengimpor beras, gandum, bijih besi, bahan plastik, benang tenun, jasa angkutan laut dan angkutan udara dan jasa turisme (misalnya, package tour bagi orang Indonesia ke Singapura, Hongkong dan sebagainya). Hubungan semacam dikenal sebagai hubungan perdagangan. Perhatikan bahwa yang dimaksud dengan “output” termasuk di dalamnya output “barang” dan output “jasa”.
2.      Hubungan ekonomi bisa berbentuk pertukaran atau aliran sarana produksi (atau faktor produksi).
Termasuk dalam kelompok sarana produksi adalah tenaga kerja, modal, teknoogi dan kewiraswastaan. Sarana produksi bisa “mengalir” dari satu negara ke negara lain karena berbagai sebab, misalnya karena imbalan yang lebih tinggi, karena lewat program bantuan luar negeri, dan karena adanya faktor “ketakutan” (misalnya* ancaman perang, takut dinasionalisasi, takut adanya devaluasi atau karena menghindari inflasi yang terlalu tinggi di suatu negara). Sarana produksi “tanah” merupakan satu-satunya sarana produksi yang tidak bisa mengalir ke negara lain, karena sifatnya yang terikat pada lokasinya. Tetapi bahkan” “tanah” pun tidak mutlak terikat pada lokasinya, bila kita ingat bahwa definisi dari sarana produksi “tanah” mencakup kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Kita mengekspor bijih nikel, bijih tembaga dan barang-barang tambang lainnya. Di sini kita bisa mempertanyakan apakah barang ekspor ini lebih bersifat “faktor produksi” ataukah “output”. Tetapi ini memang sesuatu yang masih bisa diperdebatkan: dari satu segi bijih nikel atau bijih tembaga bisa dipandang sebagai output, tetapi dari segi lain bisa dianggap sebagai faktor produksi. Sebaliknya, tenaga kerja atau “manusia” yang pada hakekatnya lebih bersifat mobil dan tak terikat lokasi, seringkali justru menjadi suatu faktor produksi yang tidak bisa (atau tidak selalu bisa) mengalir dari satu negara ke negara lain.
Peraturan-peraturan pembatasan imigrasi antar negara seringkali begitu ketatnya sehingga tidak memungkinkan bagi manusia untuk secara bebas pindah ke negara lain. Namun masih ada contoh-contoh yang menggambarkan aliran faktor produksi ini, misalnya pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Saudi Arabia, Malaysia untuk bekerja di proyek-proyek pembangunan atau di tempat-tempat lain di sana.
Saat ini, yang paling mobil atau mudah berpindah melampaui perbatasan negara adalah faktor produksi modal (beserta teknologi dan kewiraswastaan yang mengikutinya). Modal, berupa penanaman modal asing atau bantuan/pinjaman luar negeri, mengalir dalam jumlah yang besar dari satu negara ke negara lain, baik antara negara maju sendiri atau antara negara maju dengan negara sedang berkembang.
Yang tidak kalah pentingnya adalah aliran dana antar negara yang tidak bermotif atau bertujuan untuk investasi dalam bentuk pendirian pabrik-pabrik, tetapi yang bertujuan spekulatif dan bersifat jangka pendek. Jadi, misalnya pada awal tahun 1970-an dana dalam jumlah yang cukup besar telah mengalir dari Singapura dan tempat-tempat lain di luar negeri ke Indonesia untuk kemudian disimpan pada bank-bank dalam ben tuk deposito berjangka yang pada waktu itu memberikan bunga yang sangat tinggi. Karena sifatnya yang spekulatif dan jangka pendek, kita bisa memperdebatkan apakah aliran dana semacam ini adalah aliran faktor produksi atau bukan.
Tetapi meskipun kasus-kasus yang kabur seperti ini memang ada, secara garis besar masih penting dan berguna bags kita untuk membedakan antara aliran faktor produksi dan aliran-aliran lain, misalnya aliran output, karena masing-masing aliran mempunyai konsekuensi yang berbeda bagi suatu negara.
3.      Hubungan ekonomi dari segi hutang-piutang
seperti halnya dengan hubungan ekonomi antara perorangan, hubungan ekonomi antara negara bisa dilihat dari segi konsekuensinya terhadap posisi hutang-piutangnya, atau singkat-nya dari segi hubungan kreditnya. Seperti halnya dengan hubungan antar perorangan, suatu negara bisa mempunyai hutang atau piutang dengan negara lain. Biasanya hubungan hutang-piutang ini timbul sebagai konsekuensi dari adanya dua bentuk hubungan ekonomi yang lain, yaitu “hubungan perdagangan” dan “hubungan faktor produksi” yang diuraikan di atas. Sebagai misal, Indonesia mengimpor kapal dari Jepang dengan kredit dari penjualnya. Di sini hubungan perdagangan (impor kapal) adalah penyebab timbulnya hutang Indonesia kepada pengusaha kapal di Jepang. Contoh lain adalah pembelian gandum dari Amerika Serikat atas dasar penjan-jian bantuan pangan (sering disebut dengan nama bantuan PL-480). Juga di sini, hubungan perdagangan (impor gandum) menimbulkan hutang Indonesia kepada pemerintah Amerika Serikat.[5]
E.     Faktor – Faktor Yang Mendorong Perdagangan Luar Negeri

Faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut :
-           Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri.
-          Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
-          Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi.
-          Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.
-          Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
-          Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
-          Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
-          Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.[6]

Apabila diperhatikan fakta empiris mengenai hal-hal yang mendorong perdagangan luar negeri dan pandangan ahli-ahli ekonomi mengenai hal yang sama, secara garis besarnya faktor yang mendorongnya dapat dibedakan kepada dua golongan :

a.      Beberapa Faktor Bersifat Umum
Secara umum, melalui pengamatan terhadap kegiatan perdagangan yang dilakukan sehari-hari, ita dapat melihat tiga peranan utama pedangan luar negeri :
1.      Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksikan dalam negeri
2.      Memperluas pasar
3.      Mengembangkan teknologi dn meningkatkan produktifitas

1.      Memperoleh Barang yang Tidak Dapat Diproduksikan Sendiri
Ditoko-toko selalu dijumpai barang-barang yang tidak dapat dproduksikan di Indonsia. Tetapi masyarakat dapat membelinya. Hal itu disebabkan karena barang tersebut dapat diimpor dari luar negeri. Buah-buahan seperti apel dan durian Bangkok dapat dinikmati di Indonesia karena barang tersebut dapat diimpor darinegara yang memproduksinya. Barang konsumsi mewah seperti jam Rolex dan sepatu Bally yang mahal dapat dinikmati oleh golongan kaya sebagai akibat pengimporannya. Negara- Negara berkembang banyak mengimpor barang modal dari Negara- Negara maju seprti peralatan pabrik dan kapal terbang. Kegiatan perdagangan dinegara maju juga menunjukkan mereka banyak mengimpor barang yang tidak dapat mreka hasilkan sendiri. Mereka mengimpor karet dari Malaysia, Thailand, atau Indonesia. Negara maju sangat bergantung kepada minyak yan harus mereka impor dari Timur Tengah.
2.      Memperluas Pasar Produksi dalam Negeri
Dalam 10 tahun belakangan ini Negara Cina telh mampu menaikkan pendapatan Perkapita penduduknya dari sekitar US$400 menjadiUS$1000. Kenaikan yang besar ini terutama disebabkan kena ekspor Negara itu yang sangat berkembang dan dapat menguasai pemasaran internasional. Sekarang kebanyakan permainan anak-anak datang dari cina. Di pasar kita banyak melihat barang-barang buatan cina, bukan saja berbagi jenis permainan anak-anak seperti yang dinyatakan atas, tatapi juga pakaian, sepatu, dan berbagi jenis barang lain. Perkembangan ekspor yang pesat tersebut merupakan sumber utama dari kenaikan pesat dalam pendapatan per kapita di Negara tersebut.
3.      Mengimpor Teknologi dan Meningkatkan Poduktivitas
Perdagangan luar negeri  memungkinkan suatu Negara untuk mempelajari teknik roduksi yng lebih modern dan cara-cara memimpin perusahaan yang lebih efisien. Yang lebih penting lagi, perdagangan luar negeri memungkinkan Negara tersebut mengimpor mesin-mesin atau alat-alat yang lebih modern untuk mewujudkan teknik produksi dan cara memproduksi yang jauh lebih baik dari cara tradisional yang selalu dijalankan. Keuntungan ini terutama  akn dinikmati oleh Negara- Negara berkembang. Di Negara- Negara ini kegiatan ekonomi masih banyak menggunakan teknik produksi dan manajemen yang tradisional. Oleh karnanya produktivitasnya masih sangat rendah dan produksinya sangat terbatas.
b.      Spesialisasi sebagai Faktor Pendorong Perdagangan
Sokongan terhadap argumentasi yang menekankan tentang pentingnya perdagangan bebas didasarkan kepada keuntungan yang didapatkan dari melakukan spesialisasi dalam perdaganga. Melalui analisa yang diperkenalkan oleh Adam Smith dan Ricardo, ahli- ahli eknomi menunjukkan bahwa spesialisasi dan perdagangan akan meningkatkan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi. Kenaikan efisiensi ini akan menaikkan produksi, menurunkan harga barang yang diperjualbelikan dan meningkatkan kemakmuran masyarakat. Keuntungan dari spesialisasi ini dibedakan kepada dua konsep :
1.      Keunggulan absolute
2.      Keunggulan komparatif

1.      Keunggulan Absolute (Absolute Advantage )
Suatu Negara dinamakan memiliki keuntungan atau keunggulan absolute dalam menghasilkan sesuatu barang apabila ia apat memproduksikan barang itu lebih murah dari Negara lain atau lebih tinggi produktivitasnya dari Negara lain. Seorag petani di Thailand dapat memproduksikan beras sebanyak 10 ton diatas sehektar tanah yang dimilikinya. Sedangkan diIndia, seorang petani mengerjakan tanah yang sama luasnya, hanya mampu menghasilkan 5 ton beras. Berdasarkan contoh yang sederhana ini dikatakanlah bahwa Thailand mempunyai keunggulan absolute dalam mempoduksikan beras.
Analisis dalam teori ekonomi menunjukkan bahwa apabila setiap Negara melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang dimana Negara bersangkutan memiliki keunggulan absolute, maka rakyat setiap Negara akan lebih makmur ((memperoleh barang lebih banyak ) daripada apabila spesialisasi tidak dilakukan dengan perkataan lain, spesialisasi dan perdagangan akan meningkatkan taraf kemakmuran setiap Negara

2.      Keuggulan Komparatif ( comparative advantage)
Jepang adalah Negara yang sangat maju dan modern. Negara yang sudah sangat maju perkembangan ekonominya menggunakan teknologi yang update dan menyebabkan produktivitas buruhnya sangat tinggi. Misalkan secara rata-rata seorang pekerja industry tekstil di Jepang akan menghasilkan 2500 meter seminggu. Seterusnya, dalam industry pembuatan sepatu, dalam seminggunya seorang pekerja dapat menghasilkan 500 pasang sepatu. Di Indonesia pada waktu yang sama seorang pekerja hanya dapat menghasilkan 500 meter kain atau 250 pasang sepatu. Contoh ini jelas menunjukkan Jepang lebih efisien daripada Indonesia dalam menghasilkan kedua-dua barang.
Mungkinkah perdagangan kain dan sepatu dilakukan diantara kedua negara tersebut ? Ricardo telah menunjukkan bahwa spesialisasi dan perdagangan masih dapat menguntungkan kedua-duanya Negara, yaitu Indonesia dan Jepang. Indonesia dikatakan mempunyai keuntungan dibanding atau keunggulan komparatif dalam menghasilkan sepatu, karena harga sepasang sepatu samadengan 2 meter kain sedangkan di Jepang harganya adalah sepasang  sepatu samadengan 5 meter kain . apabila Indonesia melakukan spesialisasi dalam menghasilkan sepatu, an Jepang melakukan spesialisasi dalam menghasilkan kain, perdagangan sepatu dan kain yang akan mereka lakukan akan menguntungkan kedua-duanya.[7]









BAB III
PENUTUP
Ø  KESIMPULAN
Tiap negara ingin agar penduduknya makmur dan sejahtera. Untuk itu, segala sumber daya yang dimiliki dikerahkan untuk menghasilkan berbagai macam barang dan jasa. Produksi untuk berbagai jenis komoditas tertentu mungkin berlebih  (surplus), tetapi untuk komoditas lainnya mungkin kurang (minus), atau tidak ada sama. Kelebihan produksi atas kebutuhan dalam negeri dijual atau diekspor ke luar negeri, sedang kekurangannya didatangkan atau diimpor dari luar negeri. Adanya kelebihan dan kekurangan produksi inilah yang mendorong timbulnya perdagangan internasional. Selain untuk menjual kelebihan produksi, perdagangan internasional diperlukan untuk mengimpor kekurangan produksi.  faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu :
  1. Perbedaan sumber daya alam yang dimiliki : Sumber daya alam yang dimiliki masing-masing negara berbeda. Jarang sekali suatu negara dapat memenuhi seluruh kebutuhannya dengan sumber daya alam yang dimilikinya. Oleh karena itu masing-masing negara harus melakukan pertukaran.
  2. Efisiensi (penghematan biaya produksi) : dengan adanya perdagangan internasional suatu negara dapat memasarkan hasil produksinya pada banyak negara. Negara tersebut berproduksi dalam jumlah besar sehingga dapat menurunkan biaya produksi. Barang yang diproduksi dalam jumlah besar akan lebih murah daripada barang yang diproduksi dalam jumlah kecil.
  3. Tingkat teknologi yang digunakan : Beberapa negara yang telah menggunakan teknologi lebih modern dapat memproduksi barang dengan harga lebih murah daripada yang menggunakan teknologi sederhana. Sebagai conto indonesia mengimpor mobil dari jepang karena jepang telah maju dalam teknologi pembuatan mobil
  4. Selera : Indonesia mengimpor buah apel dari Amerika Serikat padahalbuah apel dapat dihasilkan di dalam negeri. Buah apel dari Amerika Serikat menurut sebagian orang lebih mengundang selera dibandingkan buah apel lokal.

DAFTAR PUSTAKA



Sukirno, Sadono. Pengantar Bisnis. Jakarta : kencana. 2004
Samuelson dan Nordhaus, Microeconomy, diterjemahkan oleh Nur Rosyidah, dkk dengan judul Ilmu Mikroekonomi. Jakarta: PT. Media Global Edukasi.2003






Tidak ada komentar:

Posting Komentar