BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam
sebuah organisasi, peranan manajemen sumber daya manusia sangatlah penting bagi
tercapainya tujuan organisasi perusahaan. Sumber daya manusia mencakup
keseluruhan manusia yang ada di dalam organisasi perusahaan, yaitu mereka
yang secara keseluruhan terlibat dalam
operasionalisasi bisnis perusahaan, mulai dari level yang paling bawah, seperti
satpam, pekerja di bagian pemrosesan barang untuk jenis perusahaan produksi,
atau juga tenaga penjual langsung (direct seller) yang direkrut perusahaan
hingga ke posisi direktur utama yang menempati level teratas dalam bisnis
perusahaan. Sekalipun berbeda level, akan tetapi kesemua sumber daya manusia
tersebut memiliki peran yang sama dan signifikansi bagi tercapai tidaknya
tujuan dari perusahaan. Manajemen sumber daya manusia memiliki tempat yang
khusus dalam organisasi perusahaan. Dalam struktur organisasi perusahaan, di
antara faktor yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari para manajer adalah
manajemen sumber daya manusia. Setelah struktur organisasi didesain, kemudian setelah kewenangan dan tanggung
jawab disusun, dan pekerjaan ditentukan, maka langkah berikutnya adalah
menentukan dan menempatkan sumber daya manusia yang sesuai untuk setiap bagia
dalam organisasi
1.2
RUMUSAN MASALAH
-
Apa yang dimaksud dengan pengertian
MSDM?
-
Apa saja komponen yang terdapat dalam
MSDM?
-
Apa pentingnya MSDM?
-
Apa peranan MSDM?
-
Apa fungsi dari MSDM?
-
Bagaimana perkembangan MSDM?
-
Apa saja metode pendekatan MSDM?
1.3
TUJUAN MASALAH
`Dalam
penyusunan makalah ini, penyusun mengharapkan agar semua mahasiswa dan
mahasiswi dapat mengetahui definisi, komponen, pentingnya, peranan, fungsi,
perkembangan, dan metode pendekatan dari Manajemen Sumber Daya Manusia.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
DEFINISI MSDM
MSDM
bisa didefinisikan sebagai proses serta upaya untuk merekrut, mengembangkan,
memotivasi, serta mengevaluasi keseluruhan sumber daya manusia yang diperlukan
perusahaan dalam pencapaian tujuannya.[1]
MSDM adalah suatu bidang manajemen yang khusus
mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan. Unsur
MSDM adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada perusahaan. Dengan
demikian fokus yang dipelajari MSDM ini hanyalah masalah yang behubungan dengan
tenaga kerja manusia saja.
MSDM adalah bagian dari manajemen. MSDM lebih memfokuskan
pembahasan mengenai pengaturan peranan manusia dalam mewujudkan tujuan yang
optimal. Pengaturan itu meliputi, masalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian tenaga kerjauntuk membantu
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Jelasnya MSDM mengatur
tenaga kerja sedemikian rupa sehingga terwujud tujuan perusahaan, kepuasan
karyawan, dan masyarakat.[2]
2.2
PENTINGNYA MSDM
Pentingnya
MSDM dapat disoroti dari berbagai perspektif. Menurut S.P.siagian (1994)
perspektif tersebut yakni adalah :
a. politik ,
b. ekonomi,
c. hukum,
d. sosio-kultural,
e.administrative, dan
f. teknologi.[3]
Manajemen
adalah ilmu dan seni yang mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu . Manajemen ini
terdiri dari enam unsur yaitu: men, money, methode, materials, dan market.
MSDM khusus mempelajari hubungan
dan peran manusia dalam organisasi perusahaan. Manusia berperan aktif dan
dominan dalam setiap kegiatan organisasi karena manusia menjadi perencana,
pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Alat dan mesin modern tidak
bermanfaat tanpa peran aktif karyawan. Manusia beda dengan barang (mesin)
karena mempunyai pikiran.
2.3
KOMPONEN MSDM
Beberapa Komponen Manajemen Sumber Daya Manusia
antara lain:
- Pengusaha
Yaitu setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk
memperoleh pendapatan dan besarnya pendapatan itu tidak menentu tergantung pada
laba yang dicapai organisasi tersebut
- Karyawan
Yaitu penjual jasa (pikiran dan tenaga) yang mendapatkan
kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Karyawan berperan
aktif dalam menetapkan rencanan, sistem, proses dan tujuan yang akan dicapai.
Karyawan juga merupakan kekayaan utama dalam organisasi, tanpa keikutsertaan
mereka, aktifitas organisasi tidak akan terjadi.
Posisi karyawan dalam organisasi dapat dibedakan menjadi :
- Karyawan Operasional
Yaitu
setiap orang yang secara langsung harus mengerjakan sendiri pekerjaannya sesuai
perintah
atasan.
- Karyawan Manajerial
Yaitu
setiap orang yang berhak memerintah bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dan dikerjakan sesuai dengan perintahnya. Karyawan
Manajerial juga dapat digolongkan menjadi 2 komponen, yaitu :
a)
Manajerial
Unit, yaitu pemimpin
yang mempunyai wewenang lini, berhak dan bertanggung jawab langsung pada tujuan
organisasi. dalam pelaksanaannya manajerial lini sebaiknya menggunakan
pendekatan Social System dan Technical System agar hubungan
atasan dan bawahan berjalan harmonis dan mencapai hasil yang optimal.
b)
Manajer
Staff, yaitu manajer
yang hanya berhak memberikan saran dan pelayanan untuk memperlancar manajer
lini. Manajer ini sebaiknya menggunakan Cooperative Social System
Approach (kerja sama sosial).
- Pemimpin atau Manajer
`Yaitu seseorang yang menggunakan wewenang dan
kepemimpinannya untuk mengarakan orang lain serta bertanggung jawab atas
pekerjaan orang tersebut dalam mencapai tujuan.
Faktor-faktor yang mendukung Manajer dalam memimpin bawahannya
:
- Otoritas untuk melakukan coercive power, reward power, legitimate power, expert power dan reference power.
- Karyawan masih mempunyai kebutuhan yang sama, termasuk kebutuhan kerja
- Orang-orang mau bekerja sama dan hidup berkelompok karena keterbatasan fisik dan mental
- Orang-orang mau bekerja sama karena keinginan untuk mempertahankan hidup, berkuasa, mendapatkan pujian dan pengakuan.
Manajemen
sumber daya manusia diperlukan dalam konteks lingkungan yang kompleks dan terus
berubah. Tiga komponen utama yang sangat penting dari konteks tersebut adalah
kepentingan strategis manajemen sumber daya manusia dan lingkungan hokum dan
sosial dari manajemen sumber daya manusia.[4]
Tujuan
MSDM sebenarnya adalah untuk meningkatkan dukungan sumber daya manusia dalam
usaha mencapai tujuan. William B. Werther dan Keith Davis mengatakan : the
purpose of human resource management is to improve the productive contribution
of people to the organization in an ettically and socially responsible way.[5]
2.4
PERANAN MSDM
Manajemen
adalah fungsi yang berhubungan dengan mewujudkan hasil tertentu melalui
kegiatan orang-orang.
Tidak jelas kapan dan dari mana istilah MSDM pertama kali
digunakan. Namun , yang perlu dicatat menurut Gomes (1995) adalah bahwa
pergantian istilah dari manajemen personalia ke MSDM dianggap sebagai suatu
gerakanyang mencerminkan pengakuaan adanya peranan vital dan semakin pentingnya
sumber daya manusia dalam suatu organisasi , adanya tantangan –tantangan yang
semakin besar dalam pengelolaan MSDM secara efektif, serta terjadinya
pertumbuhan ilmu pengetahuan dan profesionalisme di bidang manajemen sumber
daya manusia.
MSDM
mengatur dan menetapkan program kepegawaian yang mencakup msalah-masalah
sebagai berikut:
1. Menetapkan jumlah, kwalitas, dan
penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan
job descriptions, job specification, job requirement, dan job evalution.
2. Menetapkan penarikan, seleksi, dan
penempatan karyawan.
3. Menetapkan program kesejahteraan,
pengembangan, promosi, dan pemberhentian.
4. Meramalkan penawaran dan permintaan
sumber daya manusia yang akan datang.
5. Memperkirakan keadaan perekonomian pada
umumnya dan perkembangan perusahaan pada khususnya.
6. Memonitor dengan cermat undang-undang
perburuhan dan kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan
sejenis.
7. Memonitor kemajuan teknik dan
perkembangan serikat buruh.
8. Melaksanakan pendidikan, latihan, dan
penilaian prestasi karyawan.
9. Mengatur mutasi karyawan baik vertikal
maupun horisontal.
10. Mengatur pensiun, pemberhentian, dan
pesangonnya.
Peranan MSDM di akui sangat
menentukan bagi terwujudnya tujuan, tetapi untuk memimpin unsur manusia ini
sangat sulit dan rumit.
Tenaga manusia selain cakap, mampu
dan terampil juga tidak kalah pentingnya kemauan dan kesungguhan mereka untuk
bekerja efektif dan efisien. Kemempuan dan kecakapan kurang berarti jika tidak di ikuti moral kerja dan
kedisiplinannya karyawan dalam mewujudkan tujuan.
2.5
FUNGSI MSDM
MSDM secara fungsional memiliki beberapa fungsi, dimana
fungsi-fungsi tersebut terkait satu dengan lainnya, dan aktivitas yang
dijalankan oleh MSDM sesuai dengan fungsi yang dimilikinya, dengan tujuan
peningkatan produktivitas, kualitas kehidupan kerja dan pelayanan.
-
Fungsi
perencanaan (planning) merupakan fungsi MSDM yang dinilai esensial, karena
menyangkut rencana pengelolaan SDM organisasi baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang dimana hal tersebut berkaitan erat dengan operasionalisasi
organisasi dan kelancaran kerja yang ada di dalamnya.
-
Fungsi
pengadaan (procurement) merupakan fungsi MSDM dalam usaha untuk memperoleh jenis
dan jumlah SDM yang tepat, yang diperlukan untuk mencapai sasaran organisasi.
-
Fungsi
Pengembangan (development) berkaitan erat dengan peningkatan ketrampilan dan
kemampuan yang diupayakan melalui jalur pelatihan maupun pendidikan terhadap
SDM yang ada. Juga berbagai bentuk pengembangan diri untuk para karyawan yang
berprestasi.
-
Fungsi
Pemeliharaan (maintenance) berkaitan dengan upaya mempertahankan kemauan dan
kemampuan kerja karyawan melalui penerapan beberapa program yang dapat
meningkatkan loyalitas dan kebanggaan kerja.
-
Fungsi
Penggunaan (use) menekankan pada pelaksanaan berbagai tugas dan pekerjaan
oleh karyawan serta jenjang peningkatan posisi karyawan. Selain itu berkaitan
pula dengan kontraprestasi untuk karyawan yang telah berhenti bekerja, baik
yang sementara atau permanen maupun akibat pemutusan hubungan kerja sepihak.
2.6
PERKEMBANGAN MSDM
Perkembangan
MSDM didorong oleh kemajuan peradaban, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan
tuntutan daya saing produksi barang dan jasa yang dihasilkan.
Para ahli pada abad ke-20 mengembangkan MSDM menjadi
suatu bidang studi yang khusus mempelajari peranan dan hubungan manusia dalam
mencapai tujuan organisasi. Perkembangan MSDM didorong oleh masalah-masalah
ekonomis, politis, dan sosial.
Masalah-masalah
ekonomis meliputi hal-hal berikut :
- Semakin terbatasnya faktor-faktor produksi menuntut agar sumber daya manusia dapat bekerja lebih efektif dan efisien.
- Semakin disadari bahwa sumber daya manusia paling berperan dalam mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
- Karyawan akan meningkatkan moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerjanya jika kepuasan diperolehnya dari pekerjaanya.
- Terjadinya persaingan yang tajam untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas diantara perusahaan.
- Para karyawan semakin menuntut keamanan ekonominya pada masa depan.
Masalah-masalah politis
meliputi hal-hal berikut:
- Hak asasi manusia semakin mendapat perhatian dan kerja paksa tidak diperkenankan lagi.
- Organisasi buruh semakin banyak dan semakin kuat mengharuskan perhatian yang lebih baik terhadap sumber daya manusia.
- Campur tangan pemerintah dalam mengatur perburuan semakin banyak.
- Adanya persamaan hak dan keadilan dalam memperoleh kesempatan kerja.
- Emansipasi wanita yang menuntut kesamaan hak dalam memperoleh pekerjaan
Masalah-masalah sosial
meliputi hal-hal berikut :
- Timbulnya
pergeseran nilai di dalam masyarakat akibat pendidikan dan kemajuan
teknologi .
Misalnya : anggapan anak akan memberikan jaminan hidup di masa tua berubah menjadi uang pensiun yang akan menjamin masa tuanya. - Berkurangnya
rasa kebanggaan tehadap hasil pekerjaan, akibat adanya spesialisasi
pekerjaan yang mendetail.
Misalnya : dahulu mendesain,mengerjakan hingga selesai dikerjakan sendiri dan hasil akhirnya dapat dilihat, sekarang hanya mengerjakan satu suku cadang saja dan hasil akhirnya tidak diketahui.
Contohnya, dalam pabrik kapal terbang hanya membuat satu jenis baut. - Semakin banyak pekerja wanita yang karena kodratnya perlu mendapat pengaturan dengan perundang-undangan.
- Kebutuhan
manusia yang semakin beraneka ragam, material dan nonmaterial yang harus
dipenuhi oleh perusahaan.
Misalnya : masalah status sosial dan kesehatan.
Manajemen Sumber Daya Manusia ini akan terus
berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban, teknologi, dan perundang-undangan
Negara-negara di dunia.[6]
2.7 METODE PENDEKATAN
MSDM
Dalam
mempelajari MSDM ada tiga pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu :
- Pendekatan Mekanis
- Pendekatan Paternalis, dan
- Pendekatan Sistem Sosial
Ketiga
macam metode pendekatan ini sama-sama mempunyai kebaikan dan kelemahan. Dalam
pendekatannya., seorang manager harus dapat menerapkan secara efektif dan
selektif metide pendekatan mana yang paling tepat dalam mengatasi masalah yang
dihadapinya. Pendekatan mana yang paling efektif tergantung kepada situasi dan
keadaan yang dihadapi manager. Sejarah pendekatan masa lalu kita pergunakan
sebagai cermin yang akan diimplementasikan kepada masa yang akan datang.
- Pendekatan Mekanis
Mekanisasi
(otomaatisasi) adalah mengganti peranan tenaga kerja manusia dengan tenaga
mesin untuk melakukan pekerjaan. Penggantian ini didasarkan kepada pertimbangan
ekonomis, kemanusiaan, efektivitas, dan kemampuian yang lebih besar dan lebih
baik.
Pendekatan
mekanis ini menitikberatkan analisisnya kepada spesialisasi, efektivitas,
standarisasi, dan memperlakukan karyawan sama dengan mesin. Spesialisasi
semakin mendalam dan pembagian kerja semakin mendetail sebagi akibat
perkembangan perusahaan dan kemajuan teknologi canggih. Dalam hal ini seorang
pekerja hanya mengerjakan satu jenis pekerjaan saja.
Keuntungan
spesialisasi ini, pekerja semakin terampil dan efektivitas semakin besar.
Kelemahannya, pekerjaan membosankan para pekerja, mematikan kreativitas, dan
kebanggaan mereka dalam bekerja semakin berkurang.
Standardisasi
diterapkan sehingga terjadi pemindahan pekerjaan dari manusia kepada mesian
antara komponen yang satu dengan komponen yang lain dapat saling dipertukarkan
serta spesialisasi mesin-mesin, peralatan, tata letak, dan pabrik pada umumnya.
Standardisasi
di terapkan cukup mendalam dan jika ada suku cadang mesin yang rusak dapat
diganti serta penggantian ini dapat dikuasai sepenuhnya. Praktek semacam
penggantian busi tadi tidak dapat diterapkan kepada karyawan karena tidak dapat
dikuasai sepenuhnya. Misalnya, busi kotor, spesialisasinya hanya untuk
menyambung api dan telah distandarisasi. Jika busi tersebut rusak maka dapat
diganti dengan busi yang baru dan tidak menimbulkan masalah karena dapat
dikuasai sepenuhnya.
Praktek
semacam penggantian busi tadi tidak dapat diterapkan kepada karyawan karena
tidak dapat dikuasai sepenuhnya sebab karyawan itu mempunyai pikiran, perasaan,
cita-cita, harga diri, dan sebagainya.
Manager
tidak dapat seenaknya saja memberhentikan seorang karyawan dan menggantinya dengan karyawan baru (
seperti mengganti suku cadang mesin), sebab pemberhentian (PHK) telah diatur
dalam undang-undang perburuhan. Misalnya, peraturan Manaker No. 04/1986 yang
mengatur tata cara PHK dan penetapan uang pesangon jasa dan anti kerugian; PHK
adalah legal menurut undang-undang No. 22/1957.
Pendekatan
mekanis ini akan mengakibatkan timbulnya masalah-masalah berikut :
- Pengangguran teknologis
Mekanisasi
bahwa pekerjaan yang dilaksanakan dengan metode padat karya ( labor intensive)
menjadi metode utama modal ( capital intensive). Penggantian metode kerja ini
akan mengakibatkan banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya, sebab tenaga
satu mesin dapat mengganti pekerjaan banyak orang.
Misalnya,
menghitung bunga kredit Rekening Koran secara manual dapat dilakukan oleh 10
orang pekerja, pekerjaan ini akan dapat dilakukan hanya dengan satu computer
dengan hasil lebih baik dan lebih cepat, sedang komputer tadi operatornya hanya
satu orang saja. Jadi akan menimbulkan 9 orang penganggur dan penganggur inilah yang disebut dengan
pengangggur teknologis.
Modernisasi
ini janganlah terlalu ditakuti, karena secara makro ekonomis pendapatn nasional
semakin besar yang berarti semakin banyak proyek yang akan dibuka dan lapangan
kerja juga akan semakin banyak.
- Keamanan ekonomis
Keamanan
ekonomis dimaksudkan ketika seorang karyawan takut di-PHK, sehingga dia
kehilangan pekerjaan yang mengakibatkan kehilangan pendapatannya,
ketidakpastian pekerjaan karena mekanisasi, apalagi usia dan tanggunggannya
yang semakin berat maka perasaan semakin tidak aman dalam arti ekonomi.
Jelasnya keamanan ekonomis ini selalu menghantui perasaan kurang aman, takut
di-PHK akibat mekanisasi ini.
- Organisasi buruh
Pengangguran
teknologi, keamanan ekonomis dan politis mendorong terbentuknya organisasi
buruh atau serikat-serikat buruh. Organisasi buruh ini mulanya terbentuk dalam
setiap perusahaan, tetapi kemudian berkembanglah organisasi buruh nasional dan
internasional.
Organisasi
buiruh ini berkembang dan semakin kuat dengan tujuan utama melindungi
kepentingan buruh dari perlakuan yang sewenang-wenang oleh majikan atau manager
serta ditunggangi oleh unsur-unsur politis dari golongan-golongan tertentu.
Organisasi
buruh yang kuat akanmenyulitkan pimpinan perusahaan untuk menetapkan berbagai
kebijaksanaannya, bahkan sering pimpinan organisasi buruh harus diikutsertakan
dalam penetapan kebijaksanaan yang akan diambil. Misalnya, manager tidak dapat
sewenang-wenang memecat buruh, lamanya
jam kerja, uang lembur, dan lain-lain.
Reaksi
manager atau majikan untuk menghadapi organisasi buruh, antara lain sebagai
berikut :
1.
Menolak mempekerjakan mereka yang
menjadi anggota serikat organisasi buruh,
2.
Membuat daftar hitam (black list)
mengenai orang-orang yang telah masuk organisasi buruh dan daftar ini diedarkan
kepada perusahaan-perusahaan lain.
3.
Memasukkan unsur politik sebagai alasan
penolakkan pembentukkan organisasi buruh perusahaan.
- Kebanggaan dalam pekerjaan
Dengan
pembagian kerja yang berdasarkan spesialisasi secara mendetail maka setiap
buruh hanya mengerjakan semacam pekerjaan saja. Hal ini akan meningkatkan
keterampilannya, tetapi disisi lain pekerjaan menjadi membosankan, dan
kebanggaaan terhadap pekerjaan semakin rendah, sebab hasil akhir dari pekerjaan
itu di rasa kurang berarti.
Pendekatan
mekanis banyak menimbulkan masalah disamping mendatangkan keuntungan. Untuk
mengatasi akibat yang timbul, para manager harus melakukan pendekatan
paternalis.
2.
Pendekatan Paternalis
Pada
pendekatan paternalis ( Paternalistik Approach), manager untuk pengarahan
bawahannya bertindak seperti bapak terhadap anak-anaknya. Para bawahan
diperlakukan dengan baik, fasilitas-fasilitas diberikan, bawahan dianggap
sebagai anak-anaknya. Misalnya, diberikan pinjaman uang serta didirikan took
sehingga karyawan dapat membeli keperluannya secara kredit.
Tegasnya
karyawan dianggap serta diperlakukan oleh manager sebagai anak-anaknya saja.
Pendekatan ini mengakibatkan karyawan menjadi manja, malas, sehingga produktivitasnya
turun. Akhirnya laba berkurang bahkan perusahaan bisa rugi dan kelangsungan
hidupnya terancam. Hal ini mendorong timbulnya pendekatan sistem sosial.
3.
Pendekatan Sistem Sosial
Pendekatan
sistem sosial ini memandang bahwa organisasi/perusahaan adalah suatu sistem
yang kompleks yang beroperasi dalam lingkungan yang kompleks yang bisa disebut
sebagai sistem yang ada diluar. [7]
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
-
MSDM bisa didefinisikan sebagai proses
serta upaya untuk merekrut, mengembangkan, memotivasi, serta mengevaluasi
keseluruhan sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan dalam pencapaian
tujuannya.
-
Komponen dari MSDM adalah pengusaha,
karyawan, dan manajer
-
Fungsi-fungsi dari MSDM antara lain, fungsi perencanaan,
fungsi pengadaan, fungsi perkembangan, fungsi pemeliharaan, fungsi penggunaan
-
Perkembangan MSDM terjadi ketika Para
ahli pada abad ke-20 mengembangkan MSDM menjadi suatu bidang studi yang khusus
mempelajari peranan dan hubungan manusia dalam mencapai tujuan organisasi.
Perkembangan MSDM didorong oleh masalah-masalah ekonomis, politis, dan sosial.
-
Dalam mempelajari MSDM ada tiga
pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu : Pendekatan Mekanis, Pendekatan
Paternalis, dan Pendekatan Sistem Sosial.
DAFTAR
PUSTAKA
Griffin, Manajemen, Erlangga, Jakarta, 2004
Efendi Hariandja, Marihot Tua , Manajemen Sumber
Daya Manusia: Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian dan Peningkatan
Produktivitas Pegawai, PT.Grasindo, Jakarta , 2007)
Suharyanto, Hadrianus, dan Agus Herianto Hadno,
Manajemen Sumber Daya Manusia, Media Wacana, Yogyakarta, 2005
S.P Hasibuan, Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Bumi Aksara, Jakarta, 2005
Tisnawati Sule, Ernie dan Saefullah, Kurniawan, Pengantar Manajemen,
Kencana Prenadan Group, Jakarta, 2005
[1]
Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen,
Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2005, h. 194
[2]
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi, Jakarta: Bumi
Aksara, 2005, h. 9
[3]
Erwan ,manajemen sumber daya manusia,
Yogyakarta, CV. Adipura, 2005, h. 15-20
[4]
Griffin, Manajemen (ed.7) (Jakarta : Erlangga, 2004), h. 414
[5]
Marihot Tua EfendiHariandja, Mnajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan,
Pengembangan, Pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas Pegawai (Jakarta:
PT.Grasindo, 2007), h. 3
[6]
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005) h. 15-16
[7]Ibid,
h. 16-20
Keren sob
BalasHapuswww.kiostiket.com